Kamis, April 30, 2009

Aku tetap menanti

Aku tahu dalam hatiku bahwa engkau lebih dari yang pernah kualami. Karena itu aku menolak berpuas diri dengan apa yang kulihat sekarang. Aku tak bisa berhenti merindukan, memohon agar kau menyatakannya.
Hatiku menangis mendengar orang menganggapmu biasa-biasa. Hatiku meradang ketika ada yang berpikir sebenarnya kau tak ada. Bagaimana mungkin mereka bisa menolakmu, membelakangimu, tak mencintaimu...setelah apa yang kau lakukan pada kami.
Aku tak'an menyerah. Aku tahu kau juga tak pernah berhenti mencintai mereka yang menyakitimu. Hanya, aku perlu cintamu.
Penuhi aku hingga benci, lelah dan kecewa tak menggerogoti jiwa ini. kuatkan aku, biar hatiku setia dan mampu berdiri, berjalan mencari mereka yang dalam lembah penentuan. Bawa aku kemanapun hatimu mau, ketempat kita menangis dan tertawa bersama...dimana kau telah berjanji memberikan apa yang kuminta. Kini kuminta bangsa-bangsa, suku-suku bangsa...jadi milikmu. Nyatakan oh kekasih hati.

Senin, Maret 30, 2009

Sebuah pilihan

Banyak hal mendatangi atau hanya sekedar melewati, sejak bangun tidur hingga mata terlelap. Beragam pilihan terbentang menanti keputusan atau terkadang mendesak . Perang lokal tak terhindarkan menarik jiwa tuk menentukan sebuah pilihan. Kadang sebabkan kerikil tajam namun juga bisa timbulkan badai yang melampaui kekuatan diri. Belum lagi jika sesuatu mendera bukan karena sebuah pilihan tetapi suka atau tak suka, mesti menjalani.
Maka akupun memilih, menyerah pada tangan terkuat yg ku kenal, yang tahu mana yg terbaik, yg meluruskanku pa'bila ku menjauhi kebenaran, mengangngkatku dikala ku jatuh, menerangi saat gulita mencengkeram,....tangan dia yang memilihku, menjadi kekasihnya.


Dan aku membaca surat cintanya: "siapakah yang akan memisahkan kita? penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?Semuanya itu, apapun juga tak akan dapat memisahkan kita."

Minggu, Maret 08, 2009

Saya bangga diciptakan sebagai perempuan

Perempuan adalah unik dengan segala keberadaannya. walaupun tak semua hal ramah terhadapnya namun ia selalu menemukan jalan untuk berbahagia dan membahagiakan yang dicintainya.
Memandang hidup sebagai ladang pengabdian tetapi menyimpan sejuta rahasia hati yang tak mudah ditembusi kecuali oleh para pencari yang tak kenal lelah karena ia terpesona pada cinta yang nyata dan bergairah.
Kekuatan dalam kelemahan, keteguhan dalam kelembutan juga kecerdasan dalam gelutan penolakan untuk mengakui bahwa perempuan adalah sama di mata Tuhan dan berharga bagi semua.
Teruslah bersinar wahai perempuan karena banyak yang membutuhkan dan mencintai kita.
Happy Women's Day.

Selasa, Maret 03, 2009

gelisah jiwa

saat deru menghentak jiwa
juga sepinya meradang sukma
berguling diantara jelaga
sampai airmu puaskan dahaga

Kamis, Februari 26, 2009

Bahasa Hati

Malam ini saya bertemu orangtua temanku, Olivia. Pertama kali bertemu mereka di hari festival qurban (Idhul adha). ibu dari Olivia menghidangkan Polo (nasi dicampur sayuran dan daging Domba) buatannya. Ayahnya dengan bangga memotong Koghun (melon) yg dibawanya dari kampung dan membagikannya pada kami. Hm...uenak tenan.
Malam ini saya datang untuk mengucapkan selamat jalan karena besok pagi mereka kan kembali ke kampung. Suasana begitu meriah karena saudara-saudari Olivia juga ikut hadir. Apalagi Bahadir, ponakan Olivia (5 tahun) bertingkah yang lucu2. Sayang suamiku dan anak2 tak bisa datang karena pilek dan batuk yg belum juga reda.
Berhubung kedua orang tua Olivia tidak dapat berbahsa Inggris maka saya mencoba berbicara dgn bahasa mereka walaupun masih kacau balau. Mereka sering tertawa lebar karena ada pengucapan yang kedengaran lucu di telinga mereka. Walaupun bahasa menghalangi kami untuk berkomunikasi dgn lancar tetapi saya dapat merasakan ketulusan hati mereka.
Bahasa hati yang sangat menyentuh mengalir menghangatkan suasana di malam yg dingin ini (min 14 C). Sesekali ibunya menepuk bahuku, merangkul dan terkadang menggenggam tangan saya. Sayapun membalasnya seperti sahabat yg sudah lama saling mengenal. Padahal ini baru kali kedua kami bertemu. Tak terasa hampir jam 10 malam sudah. Akhirnya saya pamit pulang sambil membawa kenangan manis dari teman-teman baruku. Semoga summer nanti kami bisa memenuhi undangan mereka, mengunjungi kampung halaman mereka di perbatasan China dan Kazakstan. Good bye my friends.

Jumat, Februari 20, 2009

Sekelumit tanya

Mengapa manusia butuh sesuatu untuk "dipegang"/dipercayai
Apa yang membuat seseorang benar2 mempercayai sesuatu (dasar sebuah kepercayaan)
Perlukah seseorang menggugat atau menguji kepercayaannya
tergantung pada apakah kekuatan sebuah kepercayaan
Bagaimanakah kepercayaan mempengaruhi hidup seseorang
Pada waktu seseorang percaya, sesungguhnya apa yang diserahkan
Resiko sebuah kepercayaan, apa sajakah
Ketika mengetahui bahwa telah salah mempercayai, apa yang terjadi
Mengapa seseorang pantas dipercayai

Rabu, Februari 18, 2009

Gempa Talaud

Minggu lalu saya di telpon mertua, memberitahu kalau gempa berkekuatan 7,4 SR menghantam kepulauan Talaud. Saya kaget karena kedua ortu tercinta dan kakak perempuan dan keluarganya menetap di pulau Kabaruan. Namun di hati ada keyakinan kalau mereka baik2 saja.
Selama tiga hari kami berusaha menelpon tapi tidak juga tersambung. Kabar terakhir yang kami terima melalui mertua saya di jakarta bahwa ortu dan keluarga lain melarikan diri ke sebuah bukit karena adanya kemungkinan terjadinya tsunami.
Hari minggu 15 februari akhirnya kami bisa mengontak ortu saya. Senang mendengar suara mereka yang ceria dan tak kurang suatu apapun. Tetapi dari cerita mereka, ternyata kampung yang lain mengalami kerusakan parah, terutama kampung Pangeran hampir 100% rumah roboh. Yang sangat disyukuri, tidak ada korban meninggal padahal gempa terjadi pada jam 01.30 subuh waktu setempat. Menurut beberapa media, ada satu korban meninggal karena shock, mungkin di pulau yang lain.
Bagi penduduk pulau Kabaruan, gempa dan kemungkinan terjadinya tsunami sebenarnya tidak mengagetkan lagi. Desember 2004-Mei 2005, saya dan keluarga berlibur ke sana dan mengalami sesuatu yang luar biasa. Pertengahan desember 2004 (sebelum tsunami Aceh) bahkan beberapa bulan sebelum desember 2004, banyak penduduk pulau Kabaruan (yang sempat saya catat ada 40 orang di 9 kampung di pulau kabaruan), yang mendapat mimpi bahwa akan ada gempa besar dan tsunami di Talaud. Semula banyak orang merasa itu cuma isu yang dihembuskan oleh orang2 yang ingin mencari sensasi.
Namun setelah tsunami Aceh, mereka mulai menganggap hal itu serius. Apalagi setelah gempa berkekuatan besar (kira2 8 atau 9 SR) meluluhlantakkan Nias, mereka lebih gentar lagi.
Berbekal pengetahuan seadanya tentang tsunami yang diambil dari internet, suami saya dan beberapa rekan pemimpin agama, berkeliling pulau kabaruan (kecuali Damau, Peret,Birang) menjelaskan tentang tsunami, tanda2nya dan usaha2 evakuasi. Masyarakat menanggapi dengan antusias sekalipun masih ada juga yang skeptis. Di setiap kampung yang kami datangi diadakan doa dan puasa bersama mohon belas kasihan Tuhan.
Pak Camat Awuy (saat itu) mendukung usaha tersebut dan mengumpulkan tokoh2 agama serta menginstruksikan para kades agar memobilisasi masyarakatnya untuk datang berdoa bersama di ibu kota kecamatan Kabaruan, di Mangaran. Tanggal 11 mei 2005, ada kurang lebih 1000 orang dewasa yang berkumpul di depan kantor KORAMIL, di tepi pantai Mangaran, berseru bersama mohon pengampunan dan belas kasihan Tuhan.
Selama kami disana, gempa sering terjadi di tengah malam tetapi dalam skala yang kecil (kira2
3-5 SR). Kalau tidak salah juga, kepulauan Talaud diapit oleh beberapa patahan lempeng bumi.
Hal2 diatas juga makin menguatkan bahwa kemungkinan adanya gempa besar dan tsunami bukanlah suatu khayalan semata.
Mengenai mimpi yang dialami banyak orang (termasuk saya pada pertengahan desember 2004), mungkin ada yang tidak mempercayainya. Namun yang terpenting adalah memahami bahwa Tuhanlah yang menciptakan bumi dan seisinya dan Dia hidup serta berkuasa. Apapun keputusanNya, Dia adil dan pengasih. Sebelum melakukan sesuatu, Dia akan menyatakan peringatanNya terlebih dahulu dalam berbagai bentuk komunikasi. Hanya masalahnya, apakah manusia mau mengindahkanNya ataukah menganggap hal itu sepi-sepi saja. Kita tetap berdoa agar Talaud dan berbagai tempat di Indonesia akan terhindar dari tsunami atau malapetaka yang lain. Kita memang cuma debu yang rapuh...hidup dari belaskasihan Tuhan.
Search Engine Submission - AddMe --> visitor analysis
visitor analysis